Kamis, 01 Februari 2018

Gubernur Puji Panas Pela SMPN 9 Ambon dan SMPN 4 Salahutu

Gubernur Provinsi Maluku, Said Assagaff, memuji Panas Pela pendidikan yang dilakukan antara Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 9 Kota Ambon dengan SMP Negeri 4 Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah. Panas Pela yang dihadiri langsung oleh para peserta National Interfaith Youth Camp 2018 dari seluruh provinsi di Indonesia ini, digelar di SMP Negeri 9 Kota Ambon, di kawasan Lateri, Kecamatan Baguala, Kota Ambon.

   
Gubernur Maluku, Said Assagaff, saat memberikan sambutan pada acara Panas Pela antara SMP Negeri 9 Kota Ambon dengan SMP Negeri 4 Kota Ambon. Kegiatan ini dihadiri oleh Peserta National IYC 2018 dari seluruh provinsi di Indonesia
Panas Pela merupakan kegiatan budaya di Provinsi Maluku, yang dilakukan oleh dua kelompok masyarakat yang telah mengangkat sumpah dan janji untuk menjadi saudara. Senang dan suka sama-sama dirasakan. Saling membantu untuk mencapai tujuan bersama. Kiranya, lewat panas pela pendidikan ini, hubungan yang sudah dibangun antara SMP Negeri 9 Kota Ambon dengan SMP Negeri 4 Kota Ambon terus terjaga hingga selamanya. Menghilangkat sekat-sekat pelbedaan, dan terus menjaga hubungan sesama, mulai dari suku, ras, budaya dan agama. Semua hubungan itu dirawat secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang hakiki di mata Tuhan Yang Maha Esa.
    Biasanya, tradisi panas pelaku dilakukan oleh kelompok masyarakat dari kampung (negeri)/desa yang satu dengan desa lainnya di Maluku. Kali ini, panas pela bertransformasi ke dunia pendidikan antara kedua sekolah tersebut.
    Panas Pela di dunia pendidikan, juga pernah dilakukan antara Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon dengan Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM) yang ada di Kota Ambon. Sementara IAIN Ambon sendiri, memiliki hubungan gandong dengan Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri (STAKPN) Kota Ambon, yang sama-sama berada di bawah payung Kementerian Agama RI. "Karena itu, saya sangat bahagia dengan acara panas pela pendidikan hari ini. Saya harap sekolah-sekolah lain di daerah ini dapat mencontohnya, di tengah menguatnya polaritas masyarakat dalam bentuk ujaran-ujaran kebencian, fitnah, berita bohong, dan intimidasi di media sosial, yang kita ketahui. Generasi milenial zaman now menjadi konsumen terbesar," bangga Gubernur, ketika memberikan sambutan pada Panas Pela Pendidikan antara SMP Negeri 9 Kota Ambon dengan SMP Negeri 5 Salahutu, di SMP Negeri 9 Kota Ambon, Lateri, Senin, 29 Januari.
    Menariknya, acara angkat Pela antara kedua sekolah menengah pertama ini, disaksikan langsung oleh pemuda/pemudai dari seluruh provinsi di Indonesia, yang menjadi peserta National Interfaith Youth Camp Maluku 2018 di Maluku sejak tanggal 25 sampai 30 Januari 2018 di Pantai Liang, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah.
   
Gubernur Maluku, Said Assagaff, (tengah_red), berpose dengan peserta National IYC 2018, usai memberikan sambutan pada Panas Pela antara SMP Negeri 9 Kota Ambon dengan SMP Negeri 4 Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, di Lateri, Kota Ambon.
Gubernur mengisahkan, Maluku memang pernah mengalami konflik kemanusiaan yang sangat dramatis pada tahun 1999 – 2003, yang terkenal sebagai salah satu konflik sosial, atas nama agama terbesar di abad ini. Ribuan orang meninggal dunia, puluhan ribu orang kehilangan tempat tinggal, dan ratusan ribu orang menjadi pengungsi. Bahkan, angka pertumbuhan ekonomi turun pada titik terendah yaitu minus 27,4 persen. Namun diakuinya, sekarang Maluku sudah bertransformasi menjadi salah satu provinsi yang punya indeks kerukunan terbaik di Indonesia, selain Bali dan NTT. Bukan itu saja, lanjutnya menurut data BPS, Provinsi Maluku merupakan provinsi yang memiliki indeks kebahagian tertinggi di Indonesia dan pada Tahun 2017 juga masuk kategori daerah yang punya indeks demokerasi terbaik di Indonesia. “Succes strory pembangunan perdamaian di Maluku yang dicapai saat ini, merupakan hasil perjuangan semua kelompok masyarakat, pemerintah serta TNI dan Polri,” akui Gubernur. (***)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar