Senin, 07 Februari 2011

Bangun Kualitas, Harus Rendah Hati


***Merawat Maluku--Sambut Nirwana Bersemayam Para Mu'alim

Catatan : Ismail Hehanussa

Rektor Lantik Pengurus BEM IAIN Ambon

REKTOR Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon Prof DR H Dedi Djubaedi, M.Ag, resmi melantik Kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) IAIN Ambon periode 2011-2012. Pelantikan yang dipusatkan di gedung Aula IAIN Ambon, Jumat, 4 Februari kemarin, juga dihadiri oleh aktivisi 80-an, yang juga staf pengajar di Universitas Indonesia, sekaligus Chief Executive Officer PolMarkIndonesia (political marketing conculting) Eep Saefulloh Fatah.


Di sela-sela acara ini, Eep kepada wartawan mengaku, Indonesia Bagian Timur, termasuk Maluku, ke depan akan menjadi tempat bersemayamnya orang-orang berilmu. Maka dari itu, perguruan tinggi di Maluku termasuk IAIN Ambon, harus dimainset untuk mencapai hal tersebut. Karena, akselarasi Pempus lebih diarahkan ke wilayah Timur Indonesia, termasuk Maluku. Bila sistem tidak dibongkar ke depan, maka Eep berani memberikan jaminan, kalau Maluku termasuk salah satu bagian dari tempat berseyamnya ilmu di Indoensia nanti.

Seperti acara serimonial pelantikan lainnya, mengawali sambutan yang disampaikan Presiden Mahasiswa IAIN Ambon Periode 2011-2012 Malik Raudi Tuasamu menyatakan, rasa terima kasihnya atas kehadiran Eep Saifullah Fatah dalam acara pelantikan kemarin. Bagi Raudi, selama periodesasi pelantikan kepengurusan BEM di IAIN Ambon, ini baru pertama kalinya dihadiri oleh aktivis nasional. Pelantikan yang mengusung tema, "merajut kebersamaan, mewujudkan persaudaraan untuk IAIN yang lebih maju", ini bagi Malik, akan menjadi cikal bakal perubahan karakter diri mahasiswa terutama yang duduk sebagai Pengurus BEM IAIN Ambon di masa mendatang. Alasannya, pelantikan ini juga dilangsungkan dengan "Raker dan Up Grading", kepengurusan. Lewat Raker dan up-grading inilah, kata Malik, pengurus BEM yang dipercayakan mahasiswa IAIN Ambon dapat membawa organisasi ini dalam nuansa akademik. Selama ini, nuansa akademik kepengurusan BEM kurang begitu menonjol, olehnya itu, di periodesasinya ini, nuansa akademik benar-benar akan dibangun sesuai kebutuhan perkembangan dunia pendidikan di perguruan tinggi saat ini. Mengakhiri sambutannya, Malik menyebutkan, amanah sebagai pemimpin tak hanya dipertanggungjawabkan di dunia tapi juga di akhirat kelak. Olehnya itu, dedikasi pertanggungjawaban ini akan dibuktikan dengan kerja keras dalam nuansa kebersamaan.

Sementara Rektor IAIN Ambon Prof Dr. H. Dedi Djubaedi, M.Ag, dalam sambutannya berharap, agar para pimpinan di BEM IAIN Ambon yang baru ini, tidak menonjolkan emosional mereka dalam memimpin. Setiap perbuatan, harus dikerjakan dengan sifat sabar. Karena dengan kesabaran itulah, semua yang dicita-citakan dapat terlaksana. Sabar kata Rektor IAIN Ambon, merupakan kunci kebersamaan yang akan menuai keberhasilan. Hanya saja, untuk mencapai tujuan keberhasilan itu, pengurus BEM harus mampu menghadirkan konsep-konsep baru dalam pembangunan IAIN Ambon ke depan. Karena, dengan menanamkan perbuatan baik secara dini, ke depannya perbuatan baik itu akan diraih hasilnya. Jadi, kata Prof Dedi, kunci keberhasilan itu terletak pada, bagaimana menanamkan bibit baik dari sekarang. Bila yang ditanam adalah kejahatan, maka yang diraih adalah kejahatan itu sendiri. Tetapi, bila yang ditanamkan adalah karakter yang baik, maka hasilnya juga karakter baik. Orang-orang sukses di dunia, mengawali kehidupannya dengan senantiasa menanamkan karakter baik, sehingga hidupnya selalu diwarnai dengan kebaikan. Karakter, merupakan modal akan nasib hidup seorang manusia di masa depan, termasuk untuk mahasiswa IAIN Ambon. Di akhir sambutannya, Rektor berpesan, agar para Pengurus BEM IAIN Ambon periode sekarang ini, mampu menjadi pemimpin yang lebih banyak melayani. Karena menjadi pemimpin yang baik itu, diawali dengan sifat melayani. Ketika seseorang menaruh pelayanan yang baik kepada orang lain, maka jaminannya dia akan dilayani secara baik pula.

Chief Executive Officer PolMarkIndonesia Eep Saefulloh Fatah dalam pelantikan BEM IAIN Ambon.

SETIAP kalimat yang dibahasakan oleh Eep, (sapaan pendeknya) seakan membawa kita ke dalam samudra lautan ilmu. Eep Saefulloh Fatah, begitulah nama lengkapnya. Eep hadir di IAIN Ambon pekan kemarin, untuk memberikan sambutan serimonial pada acara pelantikan Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) IAIN Ambon Periode 2011-2012. Penampilan yang sederhana, layaknya ilmuan, membuat Eep bisa bersahaja dalam setiap pertemuan dan dialog.

Dalam kesempatan kemarin, Eep lebih banyak mengisahkan pesan-pesan Allah Swt, yang ada di dalam ayat-ayat Al-Quran. Dibalik pertemanannya, kata Eep, manusia yang baik di dunia ini adalah, manusia yang bisa menjadikan hidupnya dengan sifat kemanusiaan itu sendiri. Ia mencontohkan, perbandingan sifat kemanusiaan atau sifat sosial seorang pedagang rokok di emperan jalan di Jakarta dengan seorang pengusaha sukses di Jakarta. Banyak pengusaha sukses yang ketika gulung tikar langsung mengakhiri hidupnya, dengan gantung diri karena menganggap usahanya sudah berakhir. Padahal, kematiannya itu tidak membuat keluarganya jatuh miskin karena kesediaan harta yang banyak. Itu lantaran karena sifat kemanusiaannya yang kurang baik.

Berbeda dengan seorang penjual rokok di emperan jalan. Ia setiap subuh hari sudah berada di emperan jalan untuk menjual rokok kepada para konsumennya. Tak ada istilah menyerah dalam diri seorang penjual rokok, walau hujan, terik panas, ganasnya udara Jakarta, pedagang rokok itu tetap saja sabar melayani para pembeli. Karena, pedagang rokok tidak mengenal istilah menyerah. Ia tetap berusaha untuk menjajahkan dagangannya, karena harus kembali dengan uang hasil jualannya, untuk kecukupan hidup istri dan anak-anaknya. Hanya sedikit yang dijual, tapi nilai syukurnya kepada Sang Pencipta begitu tinggi. Alasan kuat yang membuat seorang pedagang rokok di emperan jalan bisa bertahan, karena kata Eep, pedagang rokok memiliki tujuan hidup yang lebih manusiawi.

Eep yang mengaku prosesi pelantikan kemarin mengingatkan masa-masa studinya di UI pada tahun 80-an, membuat dia banyak menaruh cerita tentang bagaimana menjadi seorang mahasiswa yang sukses. Sukses untuk IAIN Ambon, sukses untuk Maluku, bangsa dan dunia. Katanya, di dunia ini ada jenis manusia-manusia yang menjadi kurir Allah Swt. Kurir Allah Swt ini, mereka senantiasa mahu membaca ayat-ayat Allah Swt yang tersirat. "Karena itu, mereka diberikan kekuatan dan karunia hidup."

Di masa doktor jebolan UI ini menjadi mahasiswa, katanya, sampai saat ini, mahasiswa tetap menjadi pelaku dalam perubahan. Maka perubahan IAIN Ambon ke depan menjadi lebih baik, kuncinya ada di tangan mahasiswa. Untuk mencapai perubahan itu, mahasiswa harus mampu membaca ayat-ayat Allah Swt, dalam konteks membangun kualitas. Membangun kualitas, tidak hanya di kampus, tapi ada juga kampus-kampus di luar, yang menjadi tempat bersemayamnya kurir Allah Swt. Seperti diajarkan oleh agama, kata Eep, ada cara berproses kurir Allah Swt, yang diajarkan oleh Allah sendiri. Semisal, kata tafakkarun--perintah untuk berfikir. Di sini kata Eep, Allah mengajarkan para kurir-Nya untuk bagaimana berfikir lewat ciptaan-Nya di bumi dan isinya. Selain tafakkarun, ada juga kata ta'murun--memahami/mengajak. Berfikir bagi Eep dalam ta'marun, harus bisa memahami. Adanya ketidakadilan, lantaran tidak adanya saling memahami. Maka saling memahami itu sangat penting dalam sebuah kehidupan. Karena memahami, berarti memiliki sifat empati. Ada juga kata ta'kilum artinya pemahaman. Maknanya, kita harus mampu membangun pondasi keadilan dalam hidup. Yang terakhir, ada kata tasykurun artinya bersyukur. Setiap perbuatan yang sudah dilakukan oleh manusia, dan hasilnya harus disyukuri. Apapun itu hasilnya, kata akademisi yang beralih menjadi Chief PolMarkIndonesia ini. Katanya, bersyukur adalah bersuka cita. Di dalam ajaran Islam, petunjuk tentang kehidupan dan perubahan manusia sangat konflit. Tinggal bagaimana kita memanfaatkan petunjuk itu, dengan tiga kunci yang diberikan Eep. "Konsep agama sangat jelas mengajarkan kita untuk menjadi tokoh perubahan. Tokoh perubahan itu, adalah mahasiswa,"katanya. Eep lalu berpesan, sebagai seorang mahasiswa, jangan pernah putus asa dari setiap usaha yang sudah dilakukan, selain tak boleh putus asa, mahasiswa juga tak boleh takabbur. Karena setiap pemberian yang baik akan selalu diuji. "Mari bangun kualitas dengan
kerendahan hati. Jangan berfikir tentang sukses, kalau belum berbuat sesuatu, belum berfikir tentang sesuatu," pesan pria berkacamata ini.

Sesuai tema yang diusung dalam kegiatan kemarin, kata Eep, untuk membangun IAIN Ambon yang lebih maju ke depan, maka semua komponen di IAIN Ambon harus mampu merajut kebersamaan. Karena dengan kebersamaan akan tercipta persaudaraan untuk masa depan yang lebih baik.

Ia mencontohkan, pada sebuah tatanan institusi, baik itu pemerintah, politik maupun kampus, telah tersedia perangkatnya. "Saya mencontohkan komputer." Pada sebuah komputer, ada hardware (perangkat atau piranti keras). Mengibaratkan lembaga seperti hardware, maka sama dengan infrastruktur baik itu gedung, jalan, maupun sarana ICT berupa internet. Selain hardware, pada sebuah komputer akan dipasang software (perangkat atau piranti lunak). Hardware dan software sama-sama memiliki fungsi yang tidak bisa dipisahkan. Bila hardware tidak ada, maka software tidak akan berfungsi, sebaliknya. Mengibaratkan software dalam institusi, sama saja dengan segala aturan tentang sistem dan manajemen kerja, termasuk waktu kerja. Sistem atau manajemen kata Eep, apabila dijalankan oleh orang yang tidak bertanggungjawab, maka hasilnya negatif alias buruk. Namun, apabila dikerjakan secara bertanggungjawab atau dengan baik, maka hasilnya pasti baik. Nah, persoalannya, pada hardware dan software membutuhkan perangkat yang bisa mengoperasionalkan yakni brainware. Apabila otak brainware mampu menjalankan hardware dan software dengan baik, maka hasilnya dijamin baik. Ia mencontohkan, Stasiun TVRI dan stasiun TV Swasta, seperti MetorTV, SCTV, RCTI, TVOne, dan lainnya. Di TVRI, tampilannya tidak mengalami perkembangan bila dibanding dengan stasiun TV swasta. Padahal, kata Eep, TVRI memiliki
peralatan yang canggih bahkan melebihi peralatan TV swasta. Persoalan bagus dengan tidaknya, ada pada brainware. Ternyata, di TVRI, kata Eep, brainwarenya sangat buruk. Artinya, di TVRI, ada alat tapi tidak ada orang yang mampu menjalankan alat-alat tersebut. Bagi Eep, ini adalah sebuah contoh yang cukup jelas untuk melakukan perubahan bagi IAIN Ambon ke depan. Karena brainware berperan sebagai pelaku utama untuk perubahan. Kunci kepemimpinan manajeril di sini, kata Eep, semua potensi harus digabungkan, sehingga tujuan yang dikejar dapat dicapai. "Orang akan menaruh baik ke IAIN Ambon, apabila kualitas alumni yang dihasilkan baik. Itulah yang dialami oleh perguruan tinggi terbaik di dunia termausk di Amerika," tutur Eep. Karena, kata Eep, kecerdasan tidak ditentukan oleh asal, turunan, ras, suku, agama dan harta, melainkan kecerdasan ditentukan oleh pribadi masing-masing. Yang paling penting bagi Eep, bahwa kehidupan manusia ditentukan oleh kualitas kemanusiaannya yang tertinggi. "Saya percaya bahwa setiap perguruan tinggi tidak berdiri dengan ruang hampa. Semua memiliki harapan untuk meraih kesuksesan." Kondisi saat ini di Indonesia, kata dia, perbedaan penamaan antara Indonesia Barat dan Indonesia Timur. Padahal, perlu diketahui bahwa akselarasi pemerintah ke wilayah Indonesia Timur makin ditajamkan. Persoalannya, bila ketajaman akselarasi ini dihentikan oleh sistem. Untuk itu, yang harus dilakukan oleh komponen akademisi di Indonesia Timur termasuk Maluku saat ini, yakni berusaha untuk menghentikan arus sistem yang dapat merusak piranti akselarasi ini. "Saya menaruh keyakinan yang tinggi bahwa Indonesia Bagian Timur termasuk Maluku, akan menjadi tempat bersemayamnya orang-orang terbaik di Indonesia. Semua ini tergantung dari kerja baik dan ikhtiar bersama," kunci doktor jebolan Universitas Indonesia ini. (***)

4 komentar:

  1. salam kenal. maaf kalo komennya seng nyambung dengan isi postingan. cuma mau mengajak gabung di komunitas blogger maluku ee.

    BalasHapus
  2. Ferry. Boleh tau pengelolanya siapa aja, yg blogger maluku. kapan2 hrs ada diskusi untuk pengembangan...bagusnya sieh/

    BalasHapus
  3. Pa Dosen, jangn hanya bangun SDM Mahasiswa IAIN hanya dengn teori didepan kelas belaka, tpi yg paling penting pendidikan karakter Mahasiswa IAIN harus lebih diprioritaskan,, karena banyak yg terjdi di masyarakt alumni IAIN hanya dibuktikan lewat ijasahx aja tpi perilakux sangat memalukan, selaku mantan Sekjen BEM IAIN saya sangt kecewa dngn sikap dan perilaku banyk alumni IAIN di masyarakat.

    BalasHapus