Sabtu, 17 April 2010

Melacur atau Mati karena Tak Makan

Inilah sebuah pribahasa yang kerap ditemukan dari bibir perempuan yang tetap ingin bertahan hidup walau dicap nista dari orang-orang dekatnya. Pekerjaan seks, bahkan dipandang bukan sebagai pekerjaan, tapi realita, mereka merasa bahagia dengan perbuatan ini.

Tabuh juga tidak tepat bagi mereka, karena kalau disebut tabuh mestinya ada kepeduliaan.

Lalu kelak siapa yang akan menghukum mereka, ketika perbuatan seks komersial atau pelacuran kerap dibiarkan dan benar dilarang.


Anehnya di Negara ini telah ada larangan, kendati agama juga membatasi, namun kenapa juga pelacur laris di pinggiran jalan dan tempat-tempat pelacuran. Tengok saja di setiap penginapan dan hotel yang ada di Kota Ambon ini, bukan tidak Tanjung Batumerah, menjadi bukit pemandangan dan parkiran para pramuria.


Hasil survey National Commite Supervision of Parlementer Wilayah Maluku, menyebutkan pada seluruh penginapan di Kota Ambon menjadi lahan komersial seks bagi pramuria. Bahkan tidak jarang ada pejabat berdasih menjadikan penginapan dan hotel berbintang di daerah ini, untuk melampiaskan nafsu bejar mereka dengan pramuria.

Persoalannya, apakah hadirnya pramuria yang sedia melayani nafsu lelaki hidung belang merupakan perbuatan tabuh.

SELAMAT BERDISKUSI…!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar