Sabtu, 17 April 2010

Jadilah Kita Masyarakat Yang Bebas Memilih

MEMANG benar kata orang, uang sangat berkuasa di era sekarang ini. Namun satu hal yang kita lupakan bahwa Negara ini dihuni oleh orang-orang beragama. Masyarakat secara umum di tanah air dari ujung Merauke sampai ke Sabang memiliki agama dan keyakinan termasuk Masyarakat Provinsi Maluku.

Tanpa sadar, politik di Maluku menjelang Pemelihan Kepala Daerah telah menenggelamkan kita masyarakat Maluku akan keyakinan kita. Bahwa sesungguhnya, di era kebebasan dan kebablasan ini, memilih dan menentukan seorang figure pemimpin tidak lagi dilandaskan pada uang. Saat ini, Maluku akan memiliki seorang figure pemimpin yang adil dan demokratis hanya dapat ditentukan oleh nurani kita. Kita bebas menentukan siapa yang hendak memimpin orang Maluku pada umumnya.
Perlu diingat, bahwa pandangan dan suara dapat dibayar orang, namun keyakinan akan tetap berada dalam jalur yang lurus tidak dapat dibayar oleh siapa pun, dalam jumlah berapa pun. Untuk itu, momentum Pilkada ini, menjadi dasar Masyarakat Maluku dalam memilih seorang figure pemimpin yang jujur dan beramanah.
Maka sebagai orang beragama, kita bebas dan berhak dalam menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin masa depan daerah yang pernah dilanda konflik kemanusiaan ini.
Ketika masyarakat mampu memilih dengan bebas yang menyerahkan segalanya kepada keyakinan dan kepercayaan individunya, pasti terjamin, bahwa pemimpin yang dipilih adalah orang yang benar-benar jujur dan beramanah.
Bagi mereka yang juga hendak menjadi pemeran dalam politik Pilkada di Maluku, harus dapat menyadari, bahwa nurani manusia tidak dapat dibayar dengan uang. Para kandidat akan berbondong-bondong membayar masyarakat, namun mereka tidak sadar kalau sesungguhnya Masyarakat Maluku bukan orang yang mau dininahbobohkan. Ataukah kita orang Maluku masih mau menjadi masyarakat yang menindas nurani kita. Saya fikir tidak, karena orang Maluku adalah orang yang taat beribadah serta memiliki keyakinan yang kuat terhadap masa depannya.
Maka untuk itulah, pada kesempatan Pilkada bersih ini, mari kita sama-sama menjadi orang Maluku yang memilih secara bebas tanpa iming-imingan dari orang lain. Ingat ! menjelang Pilkada, akan muncul janji-janji palsu, yang disampaikan saat Pilkada maupun ketika kampanye politik di Panggung bebas.
Ketika kita sadar, mereka para kandidat yang membayar pemilih dengan uang, pasti akan tenggelam dalam ranah politiknya, kalau nurani menjadi pemeran utama orang Maluku dalam menentukan figurnya. Saat ini, tanpa kita sadari, para pelakon politik, juga terjebak dalam irama politik itu. Uang akan dijadikan sebagai alat untuk menang. Tapi yang pasti orang Maluku bukan tifekal insane yang memilih karena dibayar. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar